Iklan

terkini

Wijang Susanto ketua Organisasi ''Masmorogo'' Tegaskan Dukungan Penuh Pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban.

Redaksi Gapta Cyber
12/14/25, 19:47 WIB Viewer Today Last Updated 2025-12-14T16:08:06Z


Masmorogo Tegaskan Dukungan Penuh Pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban, Klarifikasi Isu yang Menyudutkan Warga Sampung


Ponorogo — Organisasi Masmorogo (Masyarakat Sekitar Monumen Reog Ponorogo) menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh pembangunan Cagar Budaya Monumen Reog Ponorogo dan Museum Peradaban yang berlokasi di Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.


Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Masmorogo, Wijang Susanto, didampingi Pembina Organisasi Masmorogo, Rudi Dewanto, saat ditemui awak media di depan Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Ponorogo.


Wijang Susanto menegaskan bahwa Masmorogo merupakan wadah resmi masyarakat sekitar kawasan monumen, yang telah memiliki legalitas organisasi dari kementerian terkait, serta memiliki struktur organisasi, visi, misi, dan ruang lingkup kerja yang jelas.


“Masmorogo berdiri bukan untuk menghambat pembangunan. Justru kami mendukung penuh pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban sebagai ikon budaya Ponorogo yang harus kita jaga bersama,” ujar Wijang.


Klarifikasi Isu Larangan Pedagang dari Luar

Menanggapi informasi yang beredar luas di media sosial, Wijang menegaskan bahwa kabar yang menyebut Masmorogo melarang masyarakat luar berjualan di kawasan Monumen Reog tidak sepenuhnya benar dan cenderung menyesatkan.


“Kami tidak pernah melarang secara mutlak pedagang dari luar. Yang kami sampaikan adalah aspirasi agar masyarakat Sampung dan warga sekitar monumen mendapat prioritas terlebih dahulu. Itu wajar dan manusiawi,” jelasnya.


Penjelasan Pembina Masmorogo

Sementara itu, Rudi Dewanto, selaku Pembina Organisasi Masmorogo, menekankan bahwa perjuangan masyarakat Sampung memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang kuat. Ia mengingatkan bahwa selama bertahun-tahun warga Sampung menggantungkan hidup dari penambangan batu kapur, yang kini telah ditutup oleh pemerintah.


“Setelah tambang ditutup, masyarakat kehilangan mata pencaharian utama. Kehadiran Monumen Reog dan Museum Peradaban menjadi harapan baru bagi warga untuk bertahan hidup, salah satunya dengan berjualan dan usaha kecil,” ujar Rudi.


Menurutnya, aspirasi masyarakat agar mendapat ruang ekonomi di kawasan wisata bukan bentuk penolakan terhadap pihak luar, melainkan upaya mempertahankan kehidupan masyarakat lokal yang terdampak langsung oleh perubahan kebijakan ekonomi.


Menjaga Ketertiban dan Kelancaran Proyek Pemerintah

Rudi Dewanto juga menambahkan bahwa hingga saat ini pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban masih dalam tahap pengerjaan. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan dan penataan aktivitas di kawasan tersebut agar tidak mengganggu proses pembangunan.


“Kalau terlalu banyak aktivitas yang tidak tertata sejak awal, kami khawatir justru mengganggu pekerjaan proyek pemerintah. Ini murni soal ketertiban dan keselamatan bersama,” tegasnya.


Ajakan untuk Dialog Terbuka

Baik Wijang Susanto maupun Rudi Dewanto mengajak seluruh pihak untuk tidak terprovokasi oleh informasi sepihak di media sosial. Masmorogo membuka ruang dialog dan siap berkomunikasi dengan pemerintah, pedagang, maupun masyarakat luas demi terciptanya suasana yang kondusif.


“Kami masyarakat kecil yang ingin hidup tenang dan sejahtera di tanah kami sendiri, sambil mendukung pembangunan budaya kebanggaan Ponorogo,” tutup Wijang.


PMC – Ponorogo Media Center



Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Wijang Susanto ketua Organisasi ''Masmorogo'' Tegaskan Dukungan Penuh Pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban.

Terkini

Iklan