Iklan

terkini

Ngeri dan Menakutkan, Pemilu dan Pasar Jual Beli Harga Diri Anak Bangsa

Staff Redaksi GAPTA Cyber
2/18/24, 12:01 WIB Viewer Today Last Updated 2024-06-27T07:26:45Z

Sulut, Gaptacyber.com - Ketika Pemilu dianggap Perlombaan, siapa menang siapa kalah, maka konsumsi yang dilahap oleh komponen Partai dan para kadernya adalah stamina (duit), strategi, Imajinasi dan gerak pikir yang penting menang, jauh diambang batas kewajaran dan sama sekali tak memenuhi harapan aspirasi rakyat oleh para Aspirator terpilih yang nantinya akan duduk melihat, mengamati, meanalisis, membahas, menyimpulkan, menyepakati dan memutuskan solusi sebagai Langkah bijak berpikir dan bertindak yang dibayar mahal oleh rakyat karena diyakini untuk kedaulatan mereka yang memegang kuasa tertinggi di negaeri ini.


Keadaan ini akan semakin sulit memacu adrenalin semangat yang carut marut tanpa kendali karena para calon Aspirator ini setiap hari disuguhi minuman terpanas pagi hari yakni bacaan strategi dan kekuatan lawan terus menerus Tanpa kejenuhan, keletihan dan berkeringat semangat mengalahkan. Anehnya tetap saja dinikmati walaupun telah ditegur berulang-ulang oleh kesehatannya, keimanannya, harga dirinya dan konsekuensi aturan negara yang akan dihadapinya. Seluruh aktivitas kesehariannya tidak lain adalah mengalahkan. 


Sementara orang terekrut disekitarnya yang katanya Sucses Team, sementara bahkan telah mengatur berbagai cara dan Langkah untuk menghabiskan pundi-pundi kekayaan para calon aspirator ini dengan dalih dan dalil ide-ide yang kelihatan ilmiah untuk memenangkan pertandingan yang dianggap cerdas, cepat, tepat dan sistematis. Padahal ide-ide ini juga telah terjual berulang-ulang kali di tim lawan dengan harga mahal yang pada akhirnya merugikan.


Carut marut ide, bayang-bayang kemenangan, empuknya singgasana dan wibawanya kekuasaan semakin menekan Psycology sang calon Aspirator, membuat dia mabok berkepanjangan dengan iming-iming 300 kali lipat balik modal. Seperempatnya dari gaji, seperempat dari hadiah, seperempat dari pungli jabatan dan seperempat lagi dari Proyek Negara yang membutuhkan legitimasi putaran birokrasi yang kadang terputar-putar. Adakalanya yang ngusul legislative minta eksekutif usul nanti mereka para aspirator yang sahkan, adakalanya usulan normal dari eksekutif ke Aspirator sambal menyertakan lampiran amplop penambah stamina.


Pertanyaannya, dimana Rakyat?. Yang terangkum dalam berbagai jenis slogan kampanye atas nama rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat?. Sementara mereka sedang berteriak untuk makan, sang Aspirator malah duduk sambal kekenyangan. Ketika rakyat meminta perlindungan hak kerja, eh malah mereka bungkam dan berpihak pada para majikan pemeras keringat darah sang buruh. Ketika mereka, para rakyat menyuarakan keadilan hukum, para Aspirator bahu-membahu nyuap hakim, jaksa dan apparat. Yang nyuri bambu serumpun hukumannya 6 tahun penjara plus ganti rugi kerusakan. Ketika yang nyuri para Aspirator pada anggaran negara yang notabene uang rakyat mereka rame-rame bebas kalaupun ada yang terjerat penjara, sudah pasti kambing hitamnya.


Fakta sebagai contoh sangat banyak. Anehnya para Aspirator sama sekali tidak malu, sadar dengan penghianatannya dan bergerak mundur ke prabon. Malah mereka semakin berani melakukannya lagi, melakukannya lagi, teman-temannya juga beramai-ramai melakukan Gerakan rampasan roti bonus hasil makelar menjual hak rakyat. Perampasan tanah atas nama negara, menjual pulau-pulau yang tak berpenghuni, back up para pelacur kongsi kontraktor dengan harga yang amat mahal dan tak rasional.


Apakah logis membangun vasilitas, (anggaplah bisnis) negara lain dengan mengorbankan negara sendiri ?. padahal para pahlawan yang berjuang dulu tujuannya kemerdekaan bagi kedaulatan rakyat Indonesia, mereka para aspirator paham betul ini karena sebelum jadi Aspirator ada berbagai syarat yang harus dilewati kelulusan salah satunya SKCK. Dengan catatan ini berarti sang Aspirator tak pernah terlibat dalam berbagai urusan yang merugikan pihak lain apalagi negara. Ini saya anggap belum seberapa kawan walaupun pelanggarannya luar biasa dan tak masuk akal.


Pelanggaran yang terparah adalah Kedaulatan Rakyat diperjual belikan dimana rakyat dipaksa suaranya harus dibeli dengan strategi edukasi duit yang sudah mereka rencanakan. Hal ini sama sekali Sangat Mengerikan. Sikon yang seharusnya mereka pikirkan, bantu atau bahkan disedekahkan justeru mereka manfaatkan dengan doktrin memilih sang Aspirator Pembeli. Ini sadisme makanya sangat mengerikan. Aturan yang dilanggar dan terkesan dibiarkan oleh penjaga aturan itu sendiri. Mustinya ini dipidana seumur hidup dan jurisprudensinya sama dengan menjual manusia untuk kepentingan Prostitusi dengan alas an apapun.


Mengapa demikian ?. mereka membeli harkat dan martabat hidup sesama anak bangsa. Yang dengan penuh keterpaksaan sang anak bangsa yang terhimpit kebutuhan dan berada dibawah garis kemiskinan yang bisa saja takdir hidupnya mau tidak mau harus dia ambil untuk nasi makan, gula kopi dan lauk pauk seminggu. 


Dimana Kaum pintar yang ada dikubu manapun, golongan manapun dan organisasi manapun yang  melihat, mendengar, menyaksikan dan apalagi ikut berparsipasi pembelian dan penjualan harga diri anak bangsa secara massal seperti ini? Pikirkanlah, kajilah dan ambillah solusi tegas dan cerdas untuk hal ini, karena sangat memalukan, mengerikan dan tidak beradab. Bagaimana mereka akan memenuhi syarat sebagai Aspirator yang dibayar mahal oleh rakyat justeru telah lebih dahulu tega membeli harga diri anak bangsa lainnya hanya untuk sebuah kursi yang tidak berfungsi ?. (Topan JP)


Ditulis Oleh : Abdussalam Mazhar Badoh. (Pemerhati Sosial Politik)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ngeri dan Menakutkan, Pemilu dan Pasar Jual Beli Harga Diri Anak Bangsa

Terkini

Iklan